Surabaya, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjadi narasumber dalam forum yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri, yaitu “Halal Indonesia Go Regional: Dialogue on Market Expansion of Indonesian Halal Industrial Zones” di Surabaya (26/8). Selain KNEKS, Kementerian Perindustrian dan Kawasan Industri Halal Sidoarjo juga aktif menjadi narasumber.
Selain perwakilan dari Indonesia, forum ini juga menghadirkan perwakilan dari Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Pakistan untuk berbagi pengalaman standar halal serta pengembangan Industri Halal di negara masing-masing. Diskusi tersebut diharapkan membuka ruang harmonisasi regulasi dan peluang kolaborasi lintas negara.
Melalui forum ini, Indonesia tidak hanya menegaskan peran strategisnya dalam peta ekonomi halal global, tetapi juga mengundang dunia untuk saling bekerjasama dalam mendorong perdagangan internasional untuk produk halal.
Acara dibuka oleh Dindin Wahyudin selaku Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang diplomasi ekonomi, yang menegaskan bahwa diplomasi halal adalal instrumen penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Ia mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki standar internasional dan siap menjadi mitra global sehingga penting disosialisasikan, salah satunya melalui dialog ini.
Dindin kemudian juga menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Kawasan Industri Halal Indonesia, memperluas akses pasar produk halal ke kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan dan Tengah, serta Timur Tengah, sekaligus membuka peluang investasi di sektor industri halal nasional.
Pada sesi panel, KNEKS memaparkan Master Plan Industri Halal Indonesia (MPIHI) 2023-2029 dan Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2025-2029 sebagai kerangka pengembangan ekosistem halal nasional. Direktur Industri Produk Halal KNEKS, Putu Rahwidhiyasa, menyampaikan bahwa hingga Juli 2025 terdapat lebih dari 2,4 juta sertifikat halal yang telah diterbitkan. Ekspor produk halal Indonesia juga menembus 51,4 miliar dolar AS pada 2024, tumbuh rata-rata 7,08 persen dalam enam tahun terakhir.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian melalui Pusat Industri Halal menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem industri halal. Pusat Industri Halal juga terus memfasilitasi sertifikasi halal, membangun infrastruktur, serta meningkatkan kompetensi SDM Industri Halal. Hingga Februari 2025, tercatat 584.546 produk bersertifikat halal dari 140.942 industri. Selain itu, Pusat Industri Halal (PIH) juga memperkenalkan program fasilitasi sertifikasi, pembangunan infrastruktur, serta ajang Halal Indo 2025 yang akan digelar pada September mendatang
Di kesempatan yang sama, perwakilan dari Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS) menyampaikan bahwa pihaknya telah menampung 39 tenant dengan produk unggulan mulai dari makanan-minuman, kosmetik, hingga farmasi dan produk herbal. HIPS ke depan akan berkembang dengan mengantongi izin baru menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, dengan harapan dapat menarik lebih banyak investor, khususnya yang bergerak dalam industri halal. Kawasan ini diharapkan menjadi contoh integrasi standar halal, dengan infrastruktur Industri Halal.
Penulis: Azumah Putri Amuna
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain