Jakarta, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Bank Indonesia kembali menyelenggarakan acara Islamic Digital Day (IDD) di tahun 2024 dalam rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. ISEF berlangsung pada tanggal 30 Oktober hingga 3 November 2024, sementara acara IDD sendiri dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2024 di lokasi yang sama.
Tema yang diusung kali ini yaitu "Modal Ventura Syariah dan Startup Halal: Sinergi dan Kolaborasi Membangun Ekonomi Digital Syariah" yang bertujuan untuk menggali potensi ekosistem ekonomi syariah digital di Indonesia.
“IDD 2024 diharapkan dapat meningkatkan literasi dan awareness masyarakat tentang perkembangan startup digital di bidang keuangan syariah dan sektor riil (industri halal), dan tahun ini kita fokus pada potensi investasi dan permodalan ventura syariah”. Ujar Putu Rahwidhiyasa selaku Plt. Direktur Industri Produk Halal KNEKS.
IDD 2024 dibuka dengan sambutan oleh Direktur Jasa Keuangan dan BUMN Kementerian PPN/Bappenas, Rosy Wediawaty. Ia menyampaikan bahwa pemerintah mendukung penuh akselerasi pengembangan ekonomi syariah, khususnya ekonomi syariah digital yang memiliki potensi dan peran penting di Indonesia.
“Indonesia berada di posisi ke-13 untuk negara dengan nilai ekonomi digital terbesar, namun nilai ekonomi digital syariah merupakan yang terbesar di tingkat global, yaitu sekitar 15,24% dari market global. Data-data ini kita telah susun dalam The Indonesia Digital Islamic Economy Dashboard (IDIE Report) 2023/2024 sebagai peta jalan bagi Indonesia untuk membangun kesadaran para pemangku kepentingan untuk mewujudkan potensi penuh ekonomi islam yang telah diluncurkan pada 7 Oktober 2024.” Ungkap Rosy.
Pada sesi diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Bonifasius Wahyu Pudjianto (Direktur Ekonomi Digital, Komidigi RI), Ronald Wijaya (Ketua Umum AFSI), Agus Sudrajat (Kepala Bidang Koord. PMV Syariah AMVESINDO) dan Adi Purwanto (VP of SBU Evermos). Diskusi berlangsung selama dua jam yang dipandu oleh Iqbal Kurniawan (Editor in Chief Tech in Asia) sebagai moderator.
Bonifasius mengatakan bahwa Investasi pada manusia menjadi kunci utama dalam membangun startup, mulai dari pengembangan ide hingga pertemuan dengan calon investor. Peran Kementerian Komunikasi dan Digital adalah membuka akses dan hilirisasi untuk mendukung perkembangan startup dalam ekosistem yang semakin dinamis.
“Dalam membantu pelaku usaha bidang bisnis digital syariah, saat ini kominfo sudah merintis program 1000 startup digital yang masih membutuhkan beberapa pendampingan lain dan penambahan program yang didukung dengan peningkatan kemandirian pelaku startup.” Imbuhnya.
Sebagai pejuang startup digital syariah, Ronald menyebut ekosistem startup telah berkembang menjadi camel startup yang lebih siap bertahan dalam tantangan pasar, mirip dengan cara unta bertahan hidup di padang pasir yang keras.
“Perencanaan yang matang dan mitigasi risiko perlu dilakukan agar mampu menghadapi berbagai rintangan, setiap camel startup membutuhkan power legs atau unit-unit bisnis yang mendorong pertumbuhan kuat dan menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan. Tak kalah penting, water menggambarkan bagaimana startup ini aktif menangkap peluang dan mengumpulkan potensi jangka panjang.” ucap Ronald saat menjawab pertanyaan dari salah satu peserta Talkshow IDD 2024.
Sebagai paltform digital syariah satu-satunya yang memiliki Dewan Penasehat Syariah pada lini bisnisnya, Evermos berkomitmen untuk mempermudah jalan masyarakat untuk berwirausaha dengan memperkuat dan memberdayakan merek-merek lokal halal agar berkembang dan berhasil.
“Bagi pemilik merek yang ingin memperluas jaringan distribusi, kami memiliki layanan Enterprise yang mendukung distribusi produk melalui jaringan reseller dan stockist di seluruh Indonesia. Bahkan, kami turut mendukung impian merek lokal dengan membantu di bidang produksi, manufaktur, dan akses modal.” Jelas Adi pada sesi diskusi.
Seiring dengan penjelasan para narasumber lainnya, Amvesindo sebagai asosiasi yang mewadahi modal ventura start-up Indonesia, mendorong para investor untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, terutama saat menghadapi tech winter. Menurut Agus, krisis dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk melakukan adaptasi dan inovasi.
“Di era tech winter, terdapat beberapa peluang baru yang muncul, antara lain, (1) Talenta baru, (2) Teknologi hijau dan otomatisasi, dan (3) Transformasi digital. Oleh karena itu, sumber daya manusia (SDM) perusahaan harus memahami sumber pembiayaan dan pendapatan yang dapat dioptimalkan. Krisis ini juga mengharuskan perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan mitra yang dapat memberikan value bagi perusahaan.” tutupnya mengakhiri diskusi.
Sebagai penutup Talkshow IDD 2024, Direktur Eksekutif KNEKS, KH. Solahudin Al Aiyub memberikan apresiasi berupa plakat kepada narasumber dan moderator diskusi, yang diakhiri dengan foto bersama dengan seluruh peserta.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi tentang ekonomi syariah digital, menginspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk mengembangkan produk, layanan dan inovasi yang berbasis syariah serta berdampak positif bagi ekonomi syariah digital.
Penulis : Marini Sayuti
Redaktur : Lidya Dewi Nurjannah