IDEN
Pelatihan BMT 4.0 di Lampung
22 September 2022

Lampung, KNEKS - Dalam rangka mendukung program prioritas nasional, Komite Nasional Ekonomi dan Ekonomi Syariah (KNEKS) melaksanakan Pelatihan Baitul Maal wat Tamwiil (BMT) 4.0 di Hotel Novotel Bandar Lampung (20-23/9). Peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang merupakan perwakilan dari BMT.  Kegiatan ini bagian dari program prioritas KNEKS BMT/IKMS 4.0: Transformasi Digital dan Kesinambungan.

Pada acara pembukaan pelatihan, hadir ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Sumatra Bagian Selatan, selain peserta, tim KNEKS dan pusat inkubasi bisnis usaha kecil (PINBUK) pusat sebagai pelatih dan pembina PINBUK Lampung.

Pembukaan acara dilakukan oleh Ahmad Juwaini selaku Direktur Keuangan Sosial Syariah (KSS) KNEKS.  Ahmad menyampaikan bahwa secara umum sektor Ekonomi terbagi dua yakni sektor riil dan sektor keuangan. 

Pelatihan ini lebih mengarah kepada aspek keuangan khususnya terkait keuangan mikro syariah (KMS) yang dijalankan oleh BMT.  KMS memiliki peran yang strategis karena mendedikasikan layanan untuk segmen yang saat ini masih belum banyak tersentuh oleh perbankan yakni usaha mikro yang merupakan 98,7 persen dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Ahmad melanjutkan bahwa salah satu kelebihan Institusi keuangan mikro syariah (IKMS) adalah adanya pendampingan di KMS. Hal ini harus menjadi kelebihan IKMS dibandingkan dengan lembaga keuangan yang lainnya. Ahmad menitip pesan di sambutannya bahwa kualitas BMT harus ditingkatkan. BMT diharapkan dipersepsi sebagai suatu genre lembaga keuangan bukan layanan dengan kualitas yang kurang dibandingkan dengan perbankan.  KNEKS melaksanakan pelatihan ini karena keuangan syariah harus ditata.

Setelah sambutan dan pembukaan oleh Ahmad Juwaini, dilanjutkan dengan pemaparan program BMT 4.0: Transformasi Digital dan Sustainability oleh Kepala Divisi Keuangan Mikro Syariah Bagus Aryo.  Pemaparan Bagus diawali dengan penjelasan tentang tugas dan fungsi KNEKS. Selanjutnya dijelaskan bahwa program ini merupakan program prioritas nasional. Digitalisasi menjadi penting karena pilar-pilar penguatan BMT dapat dilakukan secara optimal melalui digitalisasi.

Selanjutnya Bagus menjelaskan bahwa Digitalisasi BMT dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari Kementerian dan Lembaga, Asosiasi BMT, insiatif BMT sendiri dan lain-lain.  Dari data yang ada hingga saat ini telah ada 267 BMT yang terdigitalisasi, melingkupi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang diawasi oleh Kementrian Koperasi dan UKM serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang diawasi oleh OJK.

Berita Lainnya